Kosmetik Adalah Media Untuk Menambah Percaya Diri

Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula pengembangan informasi di era global. Segala sesuatu dapat diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan dunia kecantikan. Menggunakan kosmetik merupakan suatu fenomena yang banyak melanda kehidupan kaum wanita, termasuk remaja. Semua Kosmetik pada dasarnya merupakan campuran bahan yang diaplikasikan pada bagian epidermis kulit tubuh. Kosmetik sudah dikenal oleh manusia semenjak zaman dahulu berdasarkan naluri alamiah yang senantiasa ingin memiliki penampilan yang menarik. Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir hingga saat meninggal.


Menurut Korichi, pelle-de Queral, Gazano, dan Aubert make-up (Tata rias wajah yang mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik) secara psikologis memiliki dua fungsi yaitu fungsi seduction dan camouflage. Fungsi seduction artinya individu menggunakan make-up untuk meningkatkan penampilan diri. Umumnya individu yang menggunakan make-up untuk fungsi seduction merasa bahwa dirinya menarik dan menggunakan make-up untuk membuat lebih menarik. Fungsi camougflage artinya individu menggunakan make-up untuk menutupi kekurangan diri secara fisik. Umumnya individu yang menggunakan make-up untuk camougflage merasa dirinya tidak menarik sehingga perlu menggunakan make-up untuk membuat menarik.


Dengan memakai kosmetik seorang remaja putri akan berhasil menutupi kekurangan pada dirinya dan terlihat lebih menarik. Perhatian terhadap teman tidak sejenis merupakan motivasi penting dalam usaha peningkatan penampilan.


Pernah membuat hasil polling (pemungutan suara) yang cukup mengejutkan. Seratus remaja Jakarta disurvei pendapatnya soal kecantikan dan tubuh. Hasilnya, 85 orang di antara mereka mengatakan bahwa kecantikan tidak ada hubungannya dengan kulit yang putih, tubuh yang langsing, dan rambut yang lurus dan panjang. Akan tetapi, dari seratus remaja yang ditanya itu, 83 di antaranya mengaku menggunakan kosmetik. Saat ditanya untuk apakah mereka menggunakan kosmetik, hanya tujuh orang yang menggunakan kosmetik dengan alasan kesehatan (menghindari iritasi dan membersihkan debu). Selebihnya untuk hal-hal seperti memutihkan kulit, menyegarkan dan mengharumkan kulit, menghaluskan dan melembutkan kulit, agar cantik dan indah serta feminim.7 Pada usia tersebut, remaja membuat dirinya lebih menarik demi penerimaan sosial.


Menurut Diva beauty drink, akibat dari yang ditimbulkan ketika memakai kosmetik adalah munculnya rasa ketergantungan terhadap kosmetik tersebut. Akibatnya individu memiliki pola pikir bahwa dirinya tidak berpenampilan menarik kecuali menggunakan kosmetik. Oleh karenanya, penting bagi setiap individu memiliki rasa percaya diri agar terhindar dari sikap maupun pikiran yang negatif.8 Semua individu sebenarnya punya masalah dengan percaya diri. Ada individu yang merasa telah kehilangan rasa percaya diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan dan lain-lain. Ada juga individu yang yang merasa belum percaya diri dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninnya. Ada juga individu yang merasa kurang percaya diri ketika menghadapi situasi atau keadaan tertentu


Suhardita menyatakan bahwa sebagian individu tidak menyadari bahwa rendahnya percaya diri dapat menimbulkan hambatan besar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Sikap seseorang yang menunjukan dirinya tidak percaya diri antara lain di dalam berbuat sesuatu yang penting dan penuh tantangan selalu dihadapi dengan keragu-raguan, mudah cemas, tidak yakin, cenderung menghidar, tidak punya inisiatif, mudah patah semangat, tidak berani tampil di depan banyak orang, dan gejala kejiwaan lain yang menghambat seseorang untuk melakukan sesuatu.


 Pada hakikatnya, semua individu mempunyai rasa percaya diri, namun rasa percaya diri itu berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Ada yang kurang memiliki rasa percaya diri, dan ada yang memiliki rasa percaya diri lebih. Sehingga keduanya menampakkan perbedaan tingkah laku. Jika seseorang memiliki rasa percaya diri kurang, ia akan menunjukan perilaku yang berbeda dengan individu pada umumnya seperti tidak bisa berbuat banyak, selalu ragu dalam menjalankan tugas, tidak berani berbicara banyak jika tidak mendapat dukungan dan lain sebagainya. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri lebih ia akan merasa yakin dengan kemampuannya



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url